Pemanasanglobal atau pemanasan sejagat ialah peningkatan suhu atmosfera bumi secara berterusan akibat daripada kesan rumah hijau yang melibatkan pertambahan gas karbon dioksida , klorofluorokarbon dan bahan pencemar yang lain, yang menyebabkan peningkatan suhu dunia. Suhu bumi telah meningkat 1.2 °C darjah dan kadarnya berbeza mengikut benua dan kawasan tertentu. Padadasarnya, terumbu karang dapat hidup di suhu 23-25℃. Karena adanya pemanasan global, suhu air laut naik 1-2℃ sehingga menyebabkan pemutihan terumbu karang. Peningkatan suhu permukaan laut yang tinggi dengan dibarengi oleh radiasi matahari dapat menyebabkan pemutihan terumbu karang dalam skala yang lebih besar. Anginmerupakan tekanan udara atau perbedaan suhu pada suatu daerah atau wilayah . hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang diterima oleh permukaan bumi pada suatu wilayah, daerah yang menerima panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang lebih rendah maka akan terjadi Kamimelakukan hal yang berbeda. Kami menggunakan proyeksi suhu dan curah hujan tahunan dari tahun 1850 hingga 2100 terhadap lebih dari 30.000 spesies laut dan darat untuk memperkirakan waktu KoiHerpesvirus (KHV) pertama kali ditemukan di Israel pada tahun1998, KHV telah menyebar ke beberapa athog di dunia dan menyebabkan begitu banyak kematian di lingkungan budidaya. Asidifikasipemanasan lautan menyebabkan hilangnya terumbu karang, yang melindungi garis pantai dari gelombang besar, badai, dan banjir. Hilangnya struktur ini dapat menyebabkan peningkatan erosi dan kerusakan properti garis pantai. Mereka mungkin hanya mencakup 1 persen dari dasar laut tetapi menyediakan habitat bagi 25 persen dari spesies laut. qw5e. Jakarta - Bumi sangat rentan terhadap perubahan iklim, bahkan kenaikan suhu 1,5 derajat Celsius saja dapat mempengaruhi banyak hal. Oleh sebab itu, negara dunia mewanti-wanti dalam Perjanjian Paris 2015 silam, dengan menargetkan kenaikan suhu bumi tak lebih dari 1,5 derajat Celsius pada 2100 dari National Public Radio NPR, dengan membatasi pemanasan planet hingga 1,5 derajat Celcius, atau 2,7 derajat Fahrenheit, pada 2100, harapannya adalah untuk mencegah gangguan iklim parah yang dapat memperburuk kelaparan, konflik, dan kekeringan di seluruh dunia. Iklim bumi telah berubah sepanjang sejarah. Hanya dalam 650 ribu tahun terakhir, telah terjadi tujuh siklus gerak maju dan mundur glasial. Suhu permukaan rata-rata planet ini telah meningkat sekitar 2 derajat Fahrenheit 1 derajat Celsius sejak akhir abad suhu permukaan rata-rata global sekitar 2 derajat Fahrenheit atau 1 derajat Celsius yang telah terjadi sejak era pra industri pada 1880 hingga 1900 mungkin tampak kecil. Namun kenaikan suhu tersebut telah menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam akumulasi suhu panas di bumi, seperti dikutip dari ini sebagian besar didorong oleh peningkatan emisi karbon dioksida ke atmosfer dan aktivitas manusia lainnya. Sebagian besar pemanasan terjadi dalam 40 tahun terakhir, 2016 hingga 2020 merupakan tahun terpanas sepanjang sejarah, seperti dikutip dari karbon dioksida yang dihasilkan oleh aktivitas manusia merupakan penyumbang terbesar pemanasan global. Pada tahun 2020, konsentrasinya di atmosfer telah meningkat menjadi 48 persen di atas tingkat gas rumah kaca alias metana yang disebabkan oleh aktivitas manusia berkontribusi terhadap pemanasan global dalam jumlah yang lebih kecil. Metana adalah gas rumah kaca yang lebih kuat daripada karbon dioksida, tetapi memiliki masa pakai atmosfer yang lebih global juga dapat disebabkan oleh pemicu alami, seperti perubahan radiasi matahari atau aktivitas gunung berapi, peristiwa alam ini diperkirakan berkontribusi kurang lebih 0,1 derajat Celsius terhadap pemanasan total antara tahun 1890 hingga Lalu apa efek kenaikan suhu bumi kendati hanya 1,5 derajat Celsius? Kenaikan suhu bumi, walau sedikit dapat menyebabkan kenaikan permukaan laut yang mengkhawatirkan, membuat 69 juta orang menghadapi bencana seperti banjir di wilayah kenaikan suhu yang 2 derajat Celsius, diperkirakan akan menyebabkan hilangnya spesies tumbuhan, hewan, dan serangga, termasuk kematian hampir semua terumbu karang. Semakin tinggi suhu, semakin besar dampaknya pada lapisan es Kutub Utara, 35 persen hingga 47 persen di antaranya akan mencair dengan kenaikan 2 derajat KHOIRUL MUHIDBaca Sri Mulyani Suhu Bumi Bisa Naik 3,2 Derajat Celcius Lampaui Batas MaksimalSelalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari di kanal Telegram “ Update”. Klik untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu. Global warming atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan nama pemanasan global merupakan proses naiknya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Kenaikan suhu secara global global warming diperkirakan menimbulkan perubahan yang lain seperti halnya menyebabkan cuaca yang ekstrim dan menaikkan tinggi permukaan air laut. Selain itu, pengaruh yang lain juga dapat dilihat dengan punahnya berbagai macam hewan, berpengaruhnya terhadap hasil pertanian, dan hilangnya pemanasan global dapat menyebabkan kepunahan spesies jelaskanMengapa pemanasan global dapat menyebabkan kepunahan spesies jelaskan? Konsekuensi dari perubahan gas rumah kaca di atmosfer sulit diprediksi, tetapi beberapa dampak yang telah nampak, yaitu kepunahan spesies yang semakin penelitian yang dipublikasikan dalam “Nature”, peningkatan suhu dapat menyebabkan kepunahan lebih dari satu juta spesies. Sampai saat ini, hilangnya spesies semakin tersebar luas dan daftar spesies yang terancam punah terus Kelas 07 SMP Ilmu Pengetahuan Alam Semester 2 2017 Peningkatan suhu menyebabkan hilangnya spesies - Teka-teki Silang "Peningkatan Suhu Menyebabkan Hilangnya Spesies" - Jawabannya adalah "Punah". Teka-teki silang adalah permainan populer yang menguji pengetahuan dan pemahaman kita tentang berbagai topik. Salah satu teka-teki silang yang menarik adalah pernyataan "Peningkatan suhu menyebabkan hilangnya spesies". Dan jawaban yang tepat untuk teka-teki silang tersebut adalah "punah".Perubahan suhu yang signifikan memiliki dampak yang serius terhadap kehidupan di Bumi. Peningkatan suhu global yang terjadi akibat aktivitas manusia, seperti pemanasan global, menyebabkan perubahan lingkungan yang merugikan bagi banyak spesies. Salah satu akibatnya adalah kepunahan spesies yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan suhu meningkat, berbagai ekosistem mengalami perubahan. Hal ini dapat mempengaruhi ketersediaan sumber daya makanan, tempat berlindung, dan kondisi pembiakan bagi spesies tertentu. Spesies yang tidak dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut menjadi rentan terhadap kepunahan. Mereka mungkin tidak mampu bertahan hidup atau berkembang biak dalam lingkungan yang berubah secara drastis akibat peningkatan polar bear adalah salah satu spesies yang terancam punah akibat peningkatan suhu global. Pemanasan global menyebabkan mencairnya es di Kutub Utara, yang merupakan habitat utama polar bear. Tanpa es, polar bear menghadapi kesulitan dalam mencari makanan dan berkembang biak. Penurunan populasi polar bear menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan spesies hanya spesies di lingkungan kutub, banyak spesies lain juga terancam punah karena peningkatan suhu. Koral terumbu, misalnya, sangat rentan terhadap bleaching perubahan warna akibat kematian alga simbiotik yang disebabkan oleh suhu air laut yang tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan kematian masal koral, yang memiliki dampak besar pada keanekaragaman hayati di terumbu untuk mencatat bahwa perubahan suhu bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan kepunahan spesies. Perusakan habitat, polusi, dan perubahan iklim secara keseluruhan juga berperan dalam menyebabkan hilangnya spesies. Namun, peningkatan suhu merupakan faktor penting yang mempercepat proses kesimpulan, pernyataan dalam teka-teki silang tersebut, "Peningkatan suhu menyebabkan hilangnya spesies", memiliki jawaban yang tepat yaitu "punah". Peningkatan suhu global yang disebabkan oleh pemanasan global merupakan ancaman serius bagi keanekaragaman hayati dan kelangsungan hidup spesies di seluruh dunia. Upaya mitigasi perubahan iklim dan perlindungan lingkungan yang lebih baik sangat penting untuk menghentikan laju kepunahan spesies dan menjaga kehidupan di Bumi untuk generasi hadapan tantangan yang dihadapi oleh perubahan suhu dan hilangnya spesies, penting bagi kita untuk mengambil tindakan yang tepat. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk melindungi kehidupan dan mengurangi laju kepunahanMengurangi Emisi Gas Rumah Kaca Salah satu upaya utama dalam mengatasi pemanasan global adalah mengurangi emisi gas rumah kaca yang berasal dari kegiatan manusia. Ini dapat dilakukan melalui penggunaan sumber energi terbarukan, efisiensi energi yang lebih baik, transportasi berkelanjutan, dan pengurangan polusi Habitat Melindungi dan memulihkan habitat alami sangat penting dalam menjaga keberlanjutan ekosistem. Ini termasuk menjaga hutan, lahan basah, terumbu karang, dan wilayah alam lainnya agar tetap utuh. Pelestarian habitat yang baik memberikan tempat tinggal dan sumber daya yang diperlukan bagi spesies untuk bertahan Kesadaran dan Pendidikan Pendidikan dan kesadaran tentang pentingnya pelestarian alam dan keanekaragaman hayati sangat penting. Dengan pengetahuan yang tepat, masyarakat dapat mengambil tindakan yang lebih sadar terhadap lingkungan, misalnya dengan mengurangi pembuangan sampah, menggunakan produk ramah lingkungan, dan mendukung praktik pertanian Spesies Terancam Mengidentifikasi spesies yang terancam punah dan memberikan perlindungan khusus bagi mereka adalah langkah penting dalam menjaga kelangsungan hidup mereka. Ini dapat melibatkan pembentukan kawasan konservasi, larangan perdagangan spesies yang terancam, dan program pemuliaan dan pemulihan Internasional Tantangan perubahan suhu dan kepunahan spesies tidak dapat diselesaikan oleh satu negara atau individu saja. Kolaborasi internasional dalam membangun kebijakan lingkungan global, melakukan penelitian bersama, dan membagikan pengetahuan dan teknologi sangat penting. Hanya dengan kerjasama global yang solid, kita dapat menghadapi tantangan ini secara penutup, peningkatan suhu yang menyebabkan kepunahan spesies adalah masalah yang mendesak dan serius. Namun, dengan tindakan yang tepat, kita dapat memperlambat laju kepunahan dan melindungi kehidupan yang ada di Bumi. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam menjaga keanekaragaman hayati dan mewariskannya kepada generasi artikel kali ini di motorcomcom jangan lupa simak artikel menarik lainnya disini. Peningkatan Suhu Menyebabkan Hilangnya Spesies – – Perubahan iklim saat ini tidak hanya mempengaruhi manusia secara signifikan. Spesies hewan sekarang merasakan dampak signifikan dari perubahan suhu dan iklim ekstrem. Menurut para peneliti, spesies hewan telah beradaptasi selama beberapa dekade seiring dengan berlanjutnya pemanasan global. Pada peluncuran ABC News, Morgan Tingley, profesor ekologi dan biologi evolusioner di University of California Los Angeles, mengungkapkan bahwa spesies hewan beradaptasi dalam tiga cara. Pertama, hewan bermigrasi atau pindah ke daerah lain saat habitatnya terlalu panas. Kedua, ada perubahan fenologi, atau waktu musiman peristiwa biologis, seperti kelahiran rusa atau kembalinya burung dari migrasi. Dan ketiga, spesies itu sendiri berubah melalui evolusi atau seleksi alam. No Mendatar Bakar Ramah Lingkungan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Menurut para peneliti, dampak manusia langsung terbesar terhadap keanekaragaman hayati adalah hilangnya habitat akibat perubahan iklim. Namun, seiring semakin banyaknya bukti yang tersedia, peran perubahan iklim kini menjadi semakin penting. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature Monday, suhu ekstrem dapat meningkatkan risiko wabah tuberkulosis di meerkat Kalahari. Karena suhu tinggi dapat meningkatkan stres fisik dan migrasi pria. Meerkat di Gurun Kalahari Afrika Selatan menjadi lebih stres secara fisik karena cuaca menghangat dan memiliki lebih sedikit waktu untuk berlatih sepanjang hari, hampir sepanjang tahun. Panas, ditambah dengan kondisi kekeringan yang disebabkan oleh curah hujan yang rendah, mengurangi ketersediaan makanan. Stres fisik yang berlebihan dapat menyebabkan wabah penyakit endemik seperti tuberkulosis, karena meerkat adalah spesies sosial yang berinteraksi dalam kelompok. E Book Pages 1 16 Albatros, spesies monogami yang dikenal hanya kawin sekali seumur hidup, mengalami tingkat “perceraian” yang lebih tinggi saat suhu naik, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Royal Society Journal. Menurut peneliti yang mengamati lebih dari pasang elang laut selama 15 tahun di Kepulauan Falkland, pada suhu air yang sangat hangat, pasangan elang laut hitam yang terpisah dan pasangan baru meningkat sebesar 8%. Menurut para ilmuwan, tingkat perceraian sebelumnya, yang bervariasi dari 1% hingga 3%, biasanya mengharuskan elang laut betina mencari pasangan baru setelah musim kawin yang gagal. Tapi sekarang, pasangan yang berhasil dibiakkan pun sedang naik daun. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Royal Society Journals pada September 2021, keragaman genetik populasi beruang kutub telah menurun sebesar 10% selama periode 20 tahun karena fragmentasi habitat. Dampak Pemanasan Global Terhadap Keanekaragaman Hayati Laut Para ilmuwan mempelajari perkawinan sedarah di Svalbard, sebuah kepulauan Norwegia di Laut Barents, dan menemukan bahwa perkawinan sedarah terkait dengan hilangnya es laut Arktik dengan cepat. Menurut penelitian yang dipublikasikan di Science Advances pada November 2021, burung di bagian hutan hujan Amazon terbesar di dunia yang tidak terganggu mengalami perubahan fisiologis dalam kondisi yang lebih kering dan lebih hangat. Para ilmuwan memeriksa data selama empat dekade tentang spesies burung Amazon dan menemukan bahwa 36 spesies telah kehilangan berat badan secara signifikan, beberapa sebanyak 2% dari berat badan mereka setiap dekade sejak tahun 1980. spesies telah mengurangi berat rata-rata. Mengatasi dampak perubahan iklim adalah tanggung jawab semua orang. Masyarakat dapat membantu mengatasi perubahan iklim dengan melakukan hal-hal kecil seperti menghemat energi yang digunakan di rumah. Apakah Homo Sapiens Alias Manusia Bisa Punah? Sebagian besar listrik dan panas yang digunakan masyarakat ditenagai oleh batu bara, minyak dan gas. Gunakan lebih sedikit energi dengan mengurangi penggunaan AC, beralih ke bola lampu LED yang efisien dan peralatan listrik, cuci dengan air dingin atau gantung barang untuk dikeringkan daripada menggunakan mesin pengering. Selain itu, penggunaan angkutan umum, berjalan kaki dan bersepeda juga dapat membantu mengatasi perubahan iklim. Sebagian besar jalur transportasi dunia menggunakan solar atau bensin. Memilih untuk berjalan kaki atau bersepeda daripada mengemudi akan mengurangi emisi gas rumah kaca Anda – dan membantu kesehatan dan kesejahteraan Anda. Untuk jarak yang lebih jauh, pertimbangkan untuk naik kereta atau bus. [Nadira] Profesor Emeritus dari Universitas Tohoku telah menemukan bukti hubungan yang kuat antara tingkat kepunahan massal dan perubahan suhu global dari waktu ke waktu geologis. Penelitian tersebut dipublikasikan pada 22 Juli 2022 di jurnal Biogeosciences. Letusan gunung berapi besar-besaran dan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh meteorit, perubahan iklim yang tiba-tiba, dan kepunahan massal skala besar lainnya di Eon Fanerozoikum yang berlangsung selama 539 juta tahun hingga saat ini. Sampai saat ini, ada beberapa penilaian kuantitatif hubungan antara anomali suhu tanah dan kepunahan hewan darat. Selain itu, hewan laut dan darat mengalami tingkat kepunahan yang berbeda, dan fenomena ini belum dieksplorasi. Orang Indonesia Tak Percaya Manusia Penyebab Perubahan Iklim “Tingkat kepunahan invertebrata laut dan tetrapoda terestrial vertebrata darat terkait dengan suhu permukaan global dan perbedaan habitat.” Profesor Emeritus Kunio Kaiho telah menunjukkan bahwa tingkat kepunahan invertebrata laut dan tetrapoda terestrial vertebrata darat terkait dengan suhu permukaan global dan pergeseran habitat, baik pendinginan maupun pemanasan. Lima peristiwa kepunahan besar yang terkait dengan pendinginan global lebih dari 7°C dan pemanasan global lebih dari 7–9°C untuk hewan laut dan pendinginan global lebih dari 7°C dan pemanasan global lebih dari atau sama dengan 7 °C untuk terestrial tetrapoda. “Temuan ini menunjukkan bahwa semakin besar perubahan iklim, semakin besar risiko kepunahan. Mereka juga memberi tahu kita bahwa setiap kepunahan yang terkait dengan aktivitas manusia tidak sama dengan mengubah besarnya kepunahan dalam kaitannya dengan anomali suhu permukaan global”. katanya seperti dikutip. dari Phys. Kaiho mengutip penelitian sebelumnya, yang menyatakan bahwa peningkatan suhu global rata-rata sebesar 5,2 derajat Celcius akan menyebabkan jumlah kepunahan yang lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya. Namun, berdasarkan analisis penelitian ini, suhu perlu diubah sebesar 9 derajat Celcius dan dalam skenario terburuk tidak akan terlihat hingga tahun 2500. E Book Global Warming “Meskipun sulit untuk memprediksi tingkat kepunahan di masa depan dan penyebabnya akan berbeda dari masa lalu, ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa kepunahan yang akan datang tidak akan mencapai tingkat masa lalu jika anomali suhu permukaan global dan anomali lingkungan lainnya juga terjadi. berubah,” Kaiho. dia berkata. Kaiho menemukan toleransi yang lebih rendah terhadap peristiwa pemanasan global untuk tetrapoda darat daripada hewan laut. Namun, hewan laut memiliki toleransi yang lebih rendah terhadap perubahan suhu di habitat yang sama dibandingkan hewan darat. Hal ini karena anomali suhu daratan 2,2 kali lebih tinggi dari suhu permukaan laut. Fenomena ini sesuai dengan model kepunahan saat ini. Pemanasan global atau yang disebut pemanasan global adalah suatu proses yang ditandai dengan meningkatnya suhu atmosfer bumi, laut dan tanah. Dikenal sebagai karbon dioksida atau CO2, dihasilkan oleh aktivitas terestrial, seperti bernapas dan membakar bahan bakar yang menutupi Bumi. Karena kadarnya tinggi, CO2 seperti kaca yang menutupi permukaan bumi. Pemanasan terus menerus ini meningkatkan konsentrasi uap air secara terus menerus hingga konsentrasi uap air mencapai kesetimbangan. Efek rumah kaca dari penguapan air lebih besar daripada efek rumah kaca dari gas CO2 yang dihasilkannya. Lk Pemanasan Global Worksheet Penurunan lapisan ozon juga dapat berkontribusi pada pendinginan. Kombinasi variabilitas matahari dengan aktivitas gunung berapi tampaknya berkontribusi terhadap pemanasan global. B. Isu Baru di Indonesia Pemerintah Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menurun tajam selama pandemi Covid-19. Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat rapat kabinet lengkap di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. “Kita ingin bicara apa adanya. Tujuan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi akan cepat terkoreksi. Tapi ini bukan hanya di negara ini, negara lain juga sudah seperti itu,” kata Jokowi. Jokowi menambahkan, hampir seluruh negara di dunia dan organisasi internasional seperti International Monetary Fund IMF dan Bank Dunia memprediksi ekonomi global akan memasuki resesi pada tahun 2020. Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi internasional yang diharapkan pada tahun 2020 akan menjadi negatif sebesar 2,8 persen. Namun, Jokowi mengatakan semua pihak harus optimis menghadapi tantangan ini. “Kita harus mempersiapkan skenario yang berbeda. Kita tidak boleh pesimis dan bahkan berusaha, bekerja keras untuk pemulihan. Pemulihan kesehatan, pemulihan keuangan dan insya Allah kita bisa,” tambah Presiden. 1. Buatlah 3 kalimat pertanyaan yang sesuai dengan teks bacaan di atas. 3. Tuliskan langkah-langkah dalam mendeskripsikan gambar. 4. Sebutkan langkah-langkah membuat cerita berdasarkan gambar. Jika Anda adalah penulis cerita “City of Dreams” dan Anda memiliki kesempatan untuk mengubah plotnya, bagaimana Anda ingin mengubahnya? Tulis di bawah. Hasil ide Anda di buku tugas Anda. Tolong bantu dong besok naik dong kakak kakak pinter aku butuh 3 paragraf no. Ceritakan tentang gambar di atas. Nama karakter. Peran Varna – Efek rumah kaca adalah peningkatan suhu bumi akibat tingginya konsentrasi karbon dioksida dan karbon monoksida di atmosfer. Lapisan karbon dioksida dan karbon monoksida akan terbentuk yang akan memerangkap panas bumi, memerangkap panas bumi di dalamnya seperti rumah kaca. Namun, sebenarnya banyak gas rumah kaca alami di atmosfer bumi, seperti air, karbon dioksida, dan metana. Gas-gas ini sangat penting bagi kelangsungan Bumi. Bab 4 Bumiku Semakin Panas pemanasan Global Worksheet Tanpa gas rumah kaca di atmosfer, Bumi tidak akan bisa dihuni. Karena Bumi akan terlalu dingin tanpa adanya gas rumah kaca ini, Bumi tidak akan mampu menghantarkan panas. Namun, jika gas-gas tersebut terus berkembang biak dan tidak terkendali, suhu bumi akan terus meningkat sehingga menyebabkan pemanasan global. Ada polusi udara yang tinggi, pembakaran bahan bakar fosil, dan penggundulan hutan besar-besaran Peningkatan co2 dapat menyebabkan, penyakit yang menyebabkan hilangnya indra penciuman, peningkatan konsentrasi gas karbon dioksida di atmosfer menyebabkan, flu menyebabkan hilangnya indera penciuman, peningkatan suhu bumi, faktor peningkatan suhu bumi, peningkatan suhu, hilangnya massa tulang yang menyebabkan osteoporosis bersifat, termometer dibuat berdasarkan prinsip bahwa perubahan suhu dapat menyebabkan, peningkatan suhu tubuh Roman Demkiv/Getty Images/iStockphoto Hogweed raksasa, tanaman invasif yang getahnya dapat menyebabkan luka bakar dan jaringan parut. Perubahan iklim termasuk suhu, kelembaban, dan curah hujan, dapat menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi peningkatan penyebaran spesies invasif. invasif adalah organisme yang menyebabkan kerusakan ekologi atau ekonomi di lingkungan baru, yang bukan habitat asli wilayah tersebut. Spesies jenis ini kini sedang meningkat akibat aktifitas perdagangan dan perjalanan yang mempercepat pengenalan dan penyebaran spesies baru. Fenomen semacam ini belum pernah terlihat dalam sejarah manusia. Bersamaan dengan itu, iklim kita yang berubah pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya—iklim ekstrem. Musim dingin yang berakhir cepat, musim tanam yang panjang, air yang memanas, peningkatan kadar CO₂, serta pencairan es glasial dan naiknya muka laut. Sementara dua fenomena terakhir ini masing-masing menjadi tantangan yang menakutkan bagi keanekaragaman hayati dan kesehatan ekosistemnya sendiri. Dampak ini dapat berakumulasi secara sinergis yang pada akhirnya menghadirkan rintangan tambahan bagi konservasi dan keberlanjutan. Selama dua dekade terakhir, bukti substansial telah menunjukkan bahwa perubahan iklim akan secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kehidupan spesies. Dampaknya pada pengenalan, pembentukan, penyebaran, dan pengaruhnya terhadap semua taksa spesies invasif. Cakupannya mulai dari hama hutan hingga spesies tanaman darat. Namun, para peneliti sedang mengeksplorasi strategi untuk menghindari dampak itu. Pemilik dan pengelola lahan, perencana dan petani, serta pembuat kebijakan secara aktif mencari jawaban. Mereka menimbang cara terbaik untuk mempersiapkan perubahan ini guna memasukkan perubahan iklim ke dalam kebijakan dan rencana pengelolaan spesies invasif mereka. Namun, pemahaman yang jelas tentang apa perubahan ini akan diperlukan untuk menghasilkan solusi. Penelitian baru yang dipimpin oleh University of Massachusetts Amherst, dan telah diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences pada 27 Mei 2022. Judulnya, Global environmental changes more frequently offset than intensify detrimental effects of biological invasions. Para peneliti menemukan bahwa efek ekologi dari spesies invasif sebanding dengan efek gabungan dari invasif ditambah suhu pemanasan, kekeringan atau deposisi nitrogen. Ini menunjukkan bahwa situasi kritis untuk perubahan iklim adalah mengelola spesies invasif di tingkat lokal. Bukan rahasia lagi bahwa kesehatan ekologis planet ini berada di bawah ancaman serius. Para ilmuwan sebelumnya telah mengidentifikasi beragam permasalahan. Spesies invasif, kekeringan akibat suhu yang meningkat dan siklus nitrogen yang berubah sebagian diakibatkan oleh meluasnya penggunaan pupuk sintetis. Inilah salah satu tantangan planet yang paling serius sehingga perubahan iklim global menempati urutan teratas. Berdasarkan hal tersebut, banyak yang berasumsi bahwa perubahan iklim akan secara konsisten memperkuat efek negatif dari spesies invasif—tetapi, sampai sekarang, tidak ada penelitian untuk menguji asumsi itu. "Kabar baiknya," kata Bethany Bradley, profesor konservasi lingkungan di UMass Amherst dan penulis senior makalah tersebut, "adalah bahwa kabar buruknya tidak seburuk yang kita kira." Connecticut Agricultural Experiment Station Archive, United States / Wikipedia Hemlock woolly adelgid, atau HWA, adalah serangga ordo Hemiptera yang berasal dari Asia Timur. Serangga ini makan dengan mengisap getah dari pohon hemlock dan cemara. Untuk mencapai kesimpulan ini para peneliti berupaya menyingkap efek ekologis dari spesies invasif. Tim penelitinya dipimpin oleh Bianca Lopez, yang melakukan penelitian sebagai bagian dari riset pascadoktoralnya di UMass Amherst, dan Jenica Allen, profesor konservasi lingkungan di UMass Amherst. Mereka melakukan meta-analisis dari 95 penelitian yang diterbitkan sebelumnya. Dari pekerjaan sebelumnya ini, para peneliti menemukan 458 kasus yang melaporkan efek ekologis dari spesies invasif yang dikombinasikan dengan kekeringan, nitrogen, atau pemanasan global. PROMOTED CONTENT Video Pilihan

peningkatan suhu menyebabkan hilangnya spesies